Halaman

Minggu, 24 Juli 2011

Dari puncak terhempas ke dasar

bukan, bukan cerita cinta kok :)
ini cerita mengenai hariku, 24 juli 2011
padahal semua berjalan indah, ke senen ma dedek nyari seragam buat PPL besok, semua lancar dan dipenuhi dengan senyuman.
tapi begitu malam malah dihempaskan dalam jurang kebetean yang dalam (cielah) gara2 tadi seragam PPL yang dibeli ternyata ketuker. kan jadinya tuh beli 2 pasang, satu lengan pendek, satunya lengan panjang. tapi waktu liat lagi malemnya. malah keduanya lengan panjang deh :( uda gitu salah satu celananya gak ada kaitnya gitu. (lengkap dah) satu pasang jadinya mesti dganti besok :(
trus nanya temen2 yang lain yang sama PPL nya buat nanya no reg aja pada lama banget dah balesnya. berhubung aku PJ nya jadi mesti bikin absen semuanya. tambah bete dah...

pengen banget nabokin orang..
tapi yang jadi korban kebetean justru dedek. :(
maaf ya sayang , masih sering kayak anak kecil gini aku nya... :)

Jumat, 06 Mei 2011

Menukar Tulang Rusuk


Jodoh, merupakan hal yang sudah menjadi misteri karena telah ditentukan oleh Sang Pemilik Kehendak. Telah banyak yang mengetahui suatu takdir pasti mengenai 3 hal yang sudah ditentukan, bahkan sebelum kita dilahirkan di tempat yang fana ini.
Hal itu adalah Rezeki, Jodoh, dan Kematian.
Tapi karena hal itu telah digariskan, apakah kita harus berdiam saja menanti sang jodoh didatangkan? Ataukah kita harus mencarinya. Karena jika dicari juga percuma. Ada begitu banyak calon pasangan yang mungkin telah dijodohkan pada kita.
Jodoh yang seharusnya bisa kita perjuangkan.
“Jangan pernah melawan keadaan dan kehendak Tuhan” mungkin banyak orang yang memiliki pandangan mengenai ini jika ditanya soal jodoh.
Lalu apa jawabanku?
Jika pasangan kita memang telah digariskan, apakah salah jika kita mencari jawaban sendiri untuk ditunjukkan keberadaannya? Karena menunggu sangatlah membosankan.
Tulang rusuk (pasangan hidup) mungkin tak akan tertukar, tapi apakah salah jika kita memilih dan memperjuangkan langsung siapa yang diharapkan untuk dijadikan pasangan itu.
Siapa yang tau bahwa dia adalah jodoh kita atau tidak?
Cukup sudah untuk menunggu, cukup sudah untuk berpasrah pada keadaan. Hidup adalah pilihan. Jika aku hanya diam saja, tanpa usaha, tanpa mencari, hanya memikirkan “Tuhan akan mengirimkan padaku lewat jalan yang tak pernah diduga” padahal kita tak pernah membuat “SAAT YANG TAK TERDUGA” itu ada. Apakah mungkin kita untuk dipertemukan pada sang penjaga hati kita nantinya?
Menukar tulang rusuk, mencoba mencari pemilik sejati yang akan menjaga diri kita. Berharap bahwa memang dial ah yang telah Tuhan tuliskan di arsyi Nya untuk menemani hidup kita yang tak sempurna.
“Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum, sebelum kaum itu berusaha untuk merubah keadaan mereka”
Ku artikan sebagai “Allah tidak mungkin mengirimkan jodoh yang terbaik untuk kita, jika kita tidak mencari dan memperjuangkan jodoh kita tersebut”
Semoga catatan ini tidak membuat dosaku bertambah besar, hanya ingin meyakinkan diri ini sendiri. Bahwa akan banyak sekali prediksi yang takkan bisa terjawab jika kita hanya menunggu.
Tanpa berbuat apa yang bisa kita lakukan.

Minggu, 01 Mei 2011

Hari ini indah, sayang (catatan 1 mei)


Uda berapa lama kita kenal? lama banget kan...
uda sangat lama banget rasanya, perkenalan biasa, hingga rasa sayang yang aku yakin gak akan pernah jadi biasa buat kita berdua.
dari waktu yang lama itu, kita bertahan lama tanpa ketemu (kuat ya kita) heehehe

dan tadi.....
1 mei 2011, adalah..... HARI BURUH!!!
sepertinya mulai saat ini akan lebih gampang mengingat hari buruh itu kapan. atau mungkin lebih gampang ingat kapan kita pertama ketemu. :D
kamu mungkin gak tau kan tadi gimana rasanya huhuhu.... sangat sangat deg deg an. tangan ma kaki aku juga keringetan tau... hehhehe tapi gak keliatan kan.. hehehehe
makasih ya sayang.... seharian _gak seharian sih_ dari paling cuma 2 jam an lebih lah. kamu uda mau nemenin aku, nyari tas kuliah, nemenin di toko buku, walaupun cuma diem2 aja. kagak jelas... nemenin duduk di 21.
meski cuma diem2an aja kebanyakan, hari ini indah, sayang... kamu mungkin gak tau betapa berartinya hari ini buat aku...
rasanya hari ini sangat-sangat kurang panjang deh... masih pengen banget, kayak impian nobita gitu. duduk berdua dengan orang yang disayang. gak ada yang ganggu. tenang banget rasanya. eh, gak tenang sih. deg deg an. tapi nyaman banget ada kamu di samping aku. meski kamu kebanyakan nunduknya waktu aku liatin... hehehe
aku sayang kamu NIF

Minggu, 13 Februari 2011

Dalam Kenyataan

dalam kenyataan, pagi ini aku tersadar
bukan aku,
bukan aku,
masih saja bukan aku ternyata.
mungkin saja karna aku yang berusaha untuk mempercepat proses itu, mungkin saja aku yang terlalu memaksakan kehendak dalam pemikiranku sendiri. meski ternyata aku sama sekali tidak pernah memaksakan apapun kepadanya. meski ternyata aku masih saja berusaha untuk melapangkan dada ini. berharap ia kan bisa tuk melihat satu keinginan, harapan, ketidak logisan dari suatu ketulusan yang coba tuk ku sandarkan pada kehadirannya di hidupku.
mencoba memahami, mencari celah apa yang bisa ku masuki dalam hidupnya, celah yang bisa tuk dia sandarkan padaku. berhasil memang, aku tahu ada satu ruang yang telah ku masuki, meski aku tahu ruang itu bukan ruang yang ku harapkan, ruang berbeda dari harapanku.
tanp ku sadari, aku mengawasinya dalam lingkup dunia maya, mengawasi seseorang yang bahkan aku tidak tahu apa dia mengikhlaskan semua itu, meski dia telah pernah berkata "aku cuma tanya aja ma kamu". semua itu bukanlah hal yang bisa untuk dijadikan standar dia tidak keberatan dengan kehadiranku, bahkan sepertinya menikmati.
dan karna itu juga, aku mengetahui apa yang saat ini tengah dia rasakan, dan oleh ketahuan itu, aku sakit.
Iya, bukan aku orang yang dia harapkan, jelas orang lain yang dia rindukan. aku tak mungkin bisa marah, karna aku tahu bukan kesalahannya. bukan tentang cinta tak pernah salah, tapi karna dia memang tak pernah mengenalku, tak pernah merasakan kehadiranku.
dan pagi ini, sangat ingin aku menyerah dengan semua harapan ini. aku telah terbiasa melalui semuanya dengan mudah. aku tidak terlalu biasa untuk melakukan sesuatu yang tidak pasti, meski mencintainya adalah sesuatu yang tidak pasti yang dari awal telah ku sadari.
aku menyerah karna alasan yang sederhana, karna dia tidak mengaitkanku pada suatu yang sederhana pula. dan karena kesederhanaan itu untuk kesekian kalinya aku merasa kecewa dengan semua ini.
aku kecewa karna aku bukanlah bagian hidupnya.
aku kecewa, meski tak sesakit saat seseorang pernah meninggalkanku dulu, aku kecewa karna aku tau aku telah mencintai seseorang yang tidak merasakan hal yang sama.
cinta yang bertepuk sebelah tangan, memang sungguh menyakitkan...
sungguh menyakitkan...
13 februari 2011

Rabu, 08 Desember 2010

Nyanyian Putus Asa

Ingin ku cabik, rupa dunia
Dan segala titik indahnya
Dalam kenyataan
Mengapa? Karna junjungannya maya
Ada tak nyata
Bersembunyi dalam kebinalan, tak mengaku
Tak mau tahu
Tapi tetap laju membohongiku

Ingin ku ludahi, penguasa dunia
Nista, dalam tiap putaran yang ditunjukkan
Bersembunyi kecantikan rupa
Padahal telanjang batinnya
Sukanya menunjukkan keindahan semu
Lalu menguburku
Dengan tiap deru debu
Meracuni, mengikisku

Ingin ku kiamatkan, kalau aku Tuhan
Biar tahu dunia itu
Tiap tetes kan tertampun dalam ragaku
Menunggu melepuh
Jadi nanah. Jadi darah
Biar tumpah ke wajahnya
Biar luntur kepalsuannya
Biar tahu dunia
Matilah saja,
Matilah ia

Sabtu, 27 November 2010

Catatan Patah Hati

sekarang semua uda berubah.....
apa yang berubah?
1. aku uda sendri lagi. Jomblo? yup.... aku sedih? yup juga... namun yang paling menyedihkan karena selama 2 tahun ini aku begitu serius dalam menjalin hubungan ini. dan semua harus berakhir.
Bahkan beberapa hari setelah perpisahan yang tak pernah ku akui itu, dia telah membangun prasasti hatinya yang baru bersama pria lain.
Sakit? pasti
tapi akhirnya kini aku ngerti, bahwa gak ada yang pasti mengenai hati manusia.
Aku sangat meyakini semua yang uda terjadi antara kami selama ini, bahwa dia juga merasakan apa yang aku rasakan. jadi sekarang dia berubah...
Aku hanya bisa untuk mencoba menerima saja...
berharap semua kan baik2 aja buat aku setelah ni.... dan pastinya bakal baik2 aja... hanya aku perlu waktu buat merelakan itu semua....
Selamat tinggal kisahku yang indah....
yang berujung pedih

Catatan Nazwarikzan

Aku tidak tahu apa yang sangat ingin ku tulis lagi mengenai perjalanan ini. karena aku mulai bingung pada alur yang digariskan Tuhan padaku. Kebingungan ini bukan tanpa sebab, jelas semua dikarenakan karna "modus operandi" dari Tuhan yang sangat tidak bisa ditebak, yaitu merubah hati manusia. dan kini aku yang tengah menjadi korban dari Garis Takdir yang telah ada.

Liku hidup ini dalam sebuah ruang lingkup hati, yang mereka namakan "Cinta". aku yakin setiap orang pernah merasakannya, sesuai dengan keadaan dan tingkatan usia yang ada padanya, namun yang ingin ku ceritakan bukanlah Cinta pada keluarga, karena menurutku hal itu tidak akan tergerus pada keadaan. Dan tidak akan terhapus oleh waktu. Bukan pula cinta oleh anak kecil pada barang yang disukainya, karena dengan perjalanan pikirannya akan membuatnya bertambah memahami hakikat dari benda, dan mengalami peningkatan "Objek" yang akan disukainya.,

Yang ingin ku adukan adalah cinta ketika kita mulai beranjak baligh. dan merasakan cinta pada lawan jenis yang umumnya sepantaran dengan kita (sepantaran dalam definisi masing2). Dan inilah yang tengah terjadi saat ini, kepadaku.

Aku bukanlah orang yang baru mengenal cinta untuk tahap ini, namun jelas bisa kukatakan, aku adalah orang yang baru merasakan sakitnya mencintai oleh tahap seperti ini.

Ini bukan hanya soal mencintai pada saat kita meyakini bahwa dia sempurna, tapi bagiku ini adalah soal mencintai dan mempertahankan kesetiaan yang telah tersumpah. Semenjak mengucap ikrar tuk saling merasakan rasa ini, ditunjukkan kenyataan bahwa pasangan kita sangat tidak sempurna dipandangan kita maupun orang-orang terdekat kita, Hingga saat kita menyadari bahwa untuk mempertahankan semuanya akan banyak yang harus dikorbankan.

Itulah yang aku sebut dengan cinta dan kesetiaan.

Bukan soal kita setia karena kita tengah merasakan indahnya cinta, karena itu adalah hal yang lumrah pada tiap manusia yang tengah merasakan manis-manisnya.

Tapi intinya adalah bagaimana kita tetap bertahan setia saat kita sedang tergerus keadaan, yang mengharuskan kita menghadapi sebuah persimpangan. Antara dua pilihan:

1. Mempertahankan apa yang telah, sedang, dan akan kita rasakan, atau

2. Memilih tuk berlalu dan berpikir bahwa Tuhan yang telah membuat kita tidak bisa bersatu

Karena jika bertanya padaku aku jelas tahu apa yang akan kupilih, aku akan sangat berjuang tuk membuat semua janji dan sumpah setia tuk saling mengikat diri menjadi sebuah kenyataan. Bukan hanya kata-kata saat tengah bahagia, lalu melupakan dan mencari gantinya saat "prospek" yang diharapkan mulai suram.

Karena itulah hakikat dari sebuah perjuangan demi cinta.

Bukan soal jodoh yang telah digariskan Tuhan, karena anak kecil juga tahu mengenai hal itu.

Tapi yang harus dipikirkan adalah bagaimana kita memperjuangkan jodoh kita itu menjadi kenyataan. Meski tantangan yang akan dihadapi mungkin akan sangat menyakitkan hati.

Tapi itulah perjuangan soal cinta...

Semua orang sangat ingin untuk bahagia, dalam menghadapi kehidupannya, namun apabila dalam perjalanan cintanya terdapat sandungan, apakah lumrah jika berpaling pada cinta itu kemudian mencari pelabuhan yang lain? seakan cinta seperti sebuah baju yang indah.

Pada saat kita baru memiliki, akan sangat terbayang-bayang dalam pikiran kita, tak ingin diganti meski sudah berhari-hari tidak dicuci. Namun dengan berjalannya waktu, saat baju mulai terlihat kusam, atau sudah tidak muat lagi. Kita bisa dengan mudahnya untuk membeli baju yang lain...

Ini adalah masalah hati, kesetiaan yang seharusnya menjadi harga mati. Bukan kesetiaan saat kita merasa pas dengan suasana hati. Cinta seharusnya dijadikan pegangan, bukan hanya dijadikan patokan.'

Saat pertama kali berikrar tuk setia, maka jalankan semua karena ikrar itu bukan sekedar simbolitas belaka.

Tanpa memahami semuanya, maka menurutku sangat yakinlah bahwa kita tidak pernah akan mengerti kesucian dari sebuah komitmen dan cinta.

Semoga aku, kalian, dan mereka adalah orang-orang yang bisa menghargai hakikat dari cinta dan kesetiaan.

Dan aku, tengah menjadi korban atas pemikiranku sendiri terhadap cinta dan kesetiaan. Karena aku memilih tuk setia, atas semua kejadian dan keadaan yang telah digariskan Tuhan padaku.

Pada saat semua keadaan telah berubah, aku masih memegang teguh semua janji-janji yang pernah kuucapkan, masih mengingat jelas tiap detail apa yang pernah terjadi.

Aku masih saja mempertahankan cinta dan kesetiaan yang pernah ku ikrarkan padanya. Bahkan memaksakan diri serta dirinya untuk memperjuangkan kembali semua rasa dan kenangan yang pernah terjadi...

Meski ternyata hanya aku saja yang ingin berjuang...

Dan semuanya menjadi tusukan pedang yang teramat sakit pada saat ini.

Karena dia jelas tidak memahami semua itu lagi, "Keadaan telah berubah", katanya.

Namun tidak bagiku,....

dan sekarang aku hanya bisa berdamai dengan kehidupan, menikmati tiap rasa sakit yang ada. Mencoba mencari jawaban pada Tuhan, meski entah mengapa tak kunjung ditunjukkanNya padaku.

Aku tidak tahu lagi apa yang akan terjadi esok, bahkan satu jam setelah ini. Mungkin rasa sakitku akan menutupi seluruh ruang hati yang sebelumnya telah kutempatkan namanya, atau mungkin justru terisi oleh lubang benci karena semua terjadi pada saat aku telah meyakininya.

Hanya satu keinginan yang pasti, aku ingin menemukan keikhlasan itu, hingga meski sakit ini tak jua hilang, sangat ingin aku tetap bisa berbahagia mengetahui dia telah menemukan prasasti janjinya yang baru.

Entah sampai kapan, "semua hanya masalah waktu", katanya.

1 hari telah lewat, 1 minggu juga sudah. sakit itu masih tetap terasa.

1 bulan, bahkan berkurangpun tidak...

1 bulan lagi, 3 bulan, 1 tahun....

10 tahun.....

atau mungkin harus seumur hidup semua sakit ini akan bersarang dalam hatiku.

Entahlah.....

Mungkin esok kan Tuhan tunjukkan jawaban padaku....

"Nazwarikzan" 11_5_09