Baru aja dari Bandara, habis nemuin bg Wen, mau ke Malang.. katanya
mau ikut tes club disana... yah, gitu deh, kalo kerjaan jadi atlit.
giliran dapat club, hidup senang banget kayaknya.. he he
yang jadi masalah tu yang kayak gini.... lagi gak ada club... ya bisa dibilang jadi pengangguran dunk...
Huh,
untung aku dari awal udah mutusin buat gak jadi atlit kayak bg wen...
gak kebayang deh, ntar apa aku bisa sesabar dia buat tetap melanjutkan
apa yang udah jadi jalan hidupnya.
Ehm.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
TetAp
mau jadi guru.. he he... Ntar tetap pengen jadi presiden... standarku
tetap belum kuturunin.. he he.. mudah-mudahan itu impian yang realistis.
Toh banyak orang yang maju juga berasal dari mimpi./..
Mimpi yang indah...
Minggu, 31 Mei 2009
Selasa, 26 Mei 2009
Aku dan Hujan
Aku ingat hujan
Kata-kata pertama yang ku ubah mencoba makna
Tanpa pengakuan dunia tuk berbangga
Hingga terbuang tanpa ku ingat apa saja kata
Hujan pertama yang ku katakan anugrah
Lalu aku bertanya apa yang diberikanNya
Tak tahu
Atau memang tak semestinya mencoba aku
Aku ingat
Lalu tak ingat
Hanya kata hujan dan anugrah
Mestinya itu menjadi sesuatu yang berharga
Kekerdilan saja
Pantasnya akulah yang jadi Raja
Yah... Akulah yang harus berkuasa
Bukan terhina tercampak dalam kata
Mereka kan berbayar nyawa atas tawanya
Aku ingat
Lalu tak mengingat
Seharusnya tawa sanjungan yang pantas
Ku terima
Kata-kata pertama yang ku ubah mencoba makna
Tanpa pengakuan dunia tuk berbangga
Hingga terbuang tanpa ku ingat apa saja kata
Hujan pertama yang ku katakan anugrah
Lalu aku bertanya apa yang diberikanNya
Tak tahu
Atau memang tak semestinya mencoba aku
Aku ingat
Lalu tak ingat
Hanya kata hujan dan anugrah
Mestinya itu menjadi sesuatu yang berharga
Kekerdilan saja
Pantasnya akulah yang jadi Raja
Yah... Akulah yang harus berkuasa
Bukan terhina tercampak dalam kata
Mereka kan berbayar nyawa atas tawanya
Aku ingat
Lalu tak mengingat
Seharusnya tawa sanjungan yang pantas
Ku terima
Sabtu, 23 Mei 2009
Terima Kasih (Dari Lelaku Untuk Kartini)
Terima kasih;
Untuk pengorbananmu membuka mata ini
Dari pandangan semu
Ternyata tanpa bunga taman tak akan pernah menjadi indah
Tanpa kelembutan, kekasaran tak akan mampu menemukan maknanya
Terima kasih;
Telah menunjukkan arti itu
Walau akhirnya dominasi padaku hanya jadi sejarah
di matamu.
Terima kasih;
Telah menunjukkan dirimu,
dalam setiap keangkuhanku
keikhlasanmu dalam menemaniku,
dengan berdiri di sampingku
Selalu akan menjadi bukti,
Tak pernah ada perbedaan dalam hati kita.
Dan teruslah untuk itu,
Selalu membuktikan padaku
Kau berhak untuk itu
Untuk pengorbananmu membuka mata ini
Dari pandangan semu
Ternyata tanpa bunga taman tak akan pernah menjadi indah
Tanpa kelembutan, kekasaran tak akan mampu menemukan maknanya
Terima kasih;
Telah menunjukkan arti itu
Walau akhirnya dominasi padaku hanya jadi sejarah
di matamu.
Terima kasih;
Telah menunjukkan dirimu,
dalam setiap keangkuhanku
keikhlasanmu dalam menemaniku,
dengan berdiri di sampingku
Selalu akan menjadi bukti,
Tak pernah ada perbedaan dalam hati kita.
Dan teruslah untuk itu,
Selalu membuktikan padaku
Kau berhak untuk itu
KUTUKAN
Seharusnya.…
tapi tidak, ….
Semestinya….
tapi bukan, .…
Sepantasnya….
tapi yang terbaik, .…
Lalu matilah saja,
Dan kuburkan semua bahagiamu jadi sejarah
Lalu matilah saja
Bawa dukamu itu sampai ajalmu
Lalu matilah saja
Jika hanya itu yang jadi nyawa hidupmu
tapi tidak, ….
Semestinya….
tapi bukan, .…
Sepantasnya….
tapi yang terbaik, .…
Lalu matilah saja,
Dan kuburkan semua bahagiamu jadi sejarah
Lalu matilah saja
Bawa dukamu itu sampai ajalmu
Lalu matilah saja
Jika hanya itu yang jadi nyawa hidupmu
Kata Pilihan Kami
Kami adalah ruang yang jauh
Dilanda gelap dirundung malang
Tersisih dari setiap kenyataan indah
Lalu tergenang oleh ketidak percayaan
Salahkah lalu kami berputus asa?
Tidak percaya dengan harapan yang dibawa
Ya… kamilah golongan yang akan berjuang tanpa lambang
Kami adalah ruang kosong yang penuh dengan kejenuhan kehidupan
Lelah dibohongi, tak sudi lagi kami
Cukup semuanya…
Kami tak butuh sebuah pengakuan
Kami adalah jejak yang kan melekat dengan angin
Yang membuatnya ada
Kami adalah kebencian yang tersimpan sejak kebohongan dibanggakan
Kami adalah pembangkang harapan
Sejak adanya kami berdiri
Larilah jalan yang tak membuat kami berdaya
Kami bukan pecundang yang kan menyerah pada keadaan
Kami pejuang meski tak akan membanggakan kalian
Kami berjuang dengan keyakinan dan harapan pada keadilan
Saatnya tiba
Kami yang akan membuat harapan palsu kalian jadi kenyataan.
Dilanda gelap dirundung malang
Tersisih dari setiap kenyataan indah
Lalu tergenang oleh ketidak percayaan
Salahkah lalu kami berputus asa?
Tidak percaya dengan harapan yang dibawa
Ya… kamilah golongan yang akan berjuang tanpa lambang
Kami adalah ruang kosong yang penuh dengan kejenuhan kehidupan
Lelah dibohongi, tak sudi lagi kami
Cukup semuanya…
Kami tak butuh sebuah pengakuan
Kami adalah jejak yang kan melekat dengan angin
Yang membuatnya ada
Kami adalah kebencian yang tersimpan sejak kebohongan dibanggakan
Kami adalah pembangkang harapan
Sejak adanya kami berdiri
Larilah jalan yang tak membuat kami berdaya
Kami bukan pecundang yang kan menyerah pada keadaan
Kami pejuang meski tak akan membanggakan kalian
Kami berjuang dengan keyakinan dan harapan pada keadilan
Saatnya tiba
Kami yang akan membuat harapan palsu kalian jadi kenyataan.
Langganan:
Postingan (Atom)