Halaman

Senin, 14 November 2011

Target

Berbicara mengenai target, berarti berbicara mengenai tujuanku. Goal Target. aku gak bakal mengutip istilah, definisi mengenai hal ini. aku hanya ingin bercerita, bukan bercerita hal yang telah ku lakukan, aku ingin bercerita mengenai keadaan yang ingin ku dapatkan.



Tujuanku
apa tujuanku?

tiba-tiba seakan tersadar atas diri ini, merehatkan otak dari kepenatan mencari inspirasi skripsi yang menguras otak, meski tak benar-benar terkuras, karena kenyataannya aku sama sekali tidak memfokuskan diriku disini.
jam di laptopku sudah menunjuk angkat 12.38. bukan, ini bukan siang hari. ini dini hari di kota sepi ini, jakarta di rumah kontrakanku.
Instrumen tak kunjung usai, padahal minggu ini sudah harus disetor ke dosen pembimbing, minggu selanjutnya sudah harus diujikan. dan perjalanan skripsiku mungkin akan ditentukan dari instrumen ini.
Instrumen tanpa bimbingan, bimbingan dari orang yang seharusnya dan berkompeten untuk membimbing.
aku hanya membeli buku, membaca sekilas apa yang aku perlukan, mempermainkan kumpulan kata, mengolahnya sebisaku, dan menjadikannya instrumen sesuai kapasitasku. tanpa dasar yang ku pahami, tanpa ada yang bisa membuatku paham. mungkin bukan tanpa, tapi belum mampu ku jumpai orang itu. sampai hari ini.
ah, terasa rumit sekali, untuk skripsi ini. mulai menekan otakku. padahal aku masih harus berkutat dengan PPL dan seminar PKL yang masih belum rampung.
maka untuk menyegarkan optimisku, biarkan aku berandai-andai hal yang indah.

Kuliah Selesai
Terasa indah sekali bila memang mampu ku rampungkan perkuliahan ini, perkuliahan yang selama 3 tahun lebih ini ku jalani. tapi ku rasa masih jauh kompetensi yang ku dapatkan, dan seharusnya ku dapatkan selama disini.
indah, karena mulai ku rasa kejenuhan atas kuliahku in, bukan karena jenuh atas rutinitasku, aku justru senang, karena dari tugas yang kadang tidak seberapa, banyak kelonggaran yang ku dapati.
namun aku jenuh pada kenyataan, bahwa aku masih menjadi beban untuk keluargaku. aku tak akan bertanya berapa banyak materi yang telah dikeluarkan untukku selama disini. hitung saja perbulan yang ku keluarkan adalah 1juta. 3 tahunku berarti 36 juta. tambahlah biaya persemesterku, hitunglah waktu pertama kali masuk kuliahku. banyak, sangat banyak untuk orang-orang seperti keluargaku.
dan aku jenuh, jenuh menjadi beban. aku juga ingin menanggung. menanggung kabahagiaan dan kebanggaan keluarga terutama kedua orang tuaku.
aku ingin segera meninggalkan kampus ini dengan predikat sebagai sarjana, agar bisa ku dapati kemudahan untuk jalan itu.
aku tahu setelah itu aku masih memikirkan harus kerja apa. aku tahu itu adalah mozaik yang penting dan mungkin kan menjadi sandungan baru untukku. tapi minimal satu mozaik tlah rampung. biarkan waktu membawaku ke jenjang selanjutnya.

Telpon Ibu
tadi ibu menelpon, seperti biasa, bertukar cerita mengenai keadaan disana dan diriku disini, banyak hal yang dibicarakan, namun salah satu hal yang paling ku ingat, ketika membicarakan hubunaganku dengan seseorang spesial bernama Nurul Ika Fauziah, dan mengenai pekerjaan yang mungkin ku dapati nanti.
ibu berkata "kumpulkan saja uang untuk resepsi pernikahan"
"aku gak mau resepsi yang besar, masih banyak target yang ingin ku capai" jawabku
"memang apa targetmu?" ibu bertanya lagi
apa targetku?
hal yang masih dan slalu menjadi targetku adalah:
umak dan papa masih belum haji, dan aku ingin memberangkatkan mereka haji, meski mungkin tak terkumpul semua dari target waktu pribadiku dan dedek untuk mensahkan hubungan kami, maka aku ingin terkumpul minima setengah dari seluruh dana yang ada.
maski ibu berkata saat ini saja biaya haji sekitar 30 juta perorang. maka tentunya di sisa 4 tahun ini terdapat 48 bulan yang ada. anggaplah tersisa 40 bulan bersih untukku mengumpulkan persediaan.
bila mampu ku tabungkan 1juta dari pendapatanku untuk hal tersebut. di tahun 2015, sesuai dengan tergetku untuk menikah, maka tlah rampung sekitar 50% dari biaya seluruhnya untuk berhaji.
dan bukankah aku masih punya kedua abang, siapa tahu mereka juga mempunyai niat yang sama sepertiku, maka akan semakin lancar jalan orang tuaku untuk ke tanah suci.
itu adalah target utamaku, tentu saja. selain untuk menikah di tahun tersebut.
dan semuanya masih berputar di materi. aku gak akan munafik, saat ini aku masih harus mengais materi kemanapun bisa ku cari sebanyak mungkin. karena semakin mudah aku mencarinya, semakin banyak yang ku kumpulkan, tentunya akan semakin mudah jalan mencapai tujuanku.

Aku tahu Tuhan Maha Pemberi Jalan bagi orang-orag yang mau berusaha. maka Tuhan, permudahkanlah jalanku. perkuatkan keteguhan hatiku, untukku mampu menjalani semua ini.
permudahkanlah jalanku untuk membahagiakan orang tua ku dengan cara yang ingin ku tempuh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar