Halaman

Selasa, 30 Oktober 2012

Delete "Malu"

Materi hari kemaren, yang sebenarnya memasuki materi mengenai warehouse terpaksa dipending karena sang pemateri yang tidak ingat bahwa ada kami kaum-kaum trainee yang butuh belas kasihan dan diberikan training pentingnya gudang dan hal-hal di sekitarnya. Oleh karena itu maka hari itu pun diisi oleh Pak Cecep, sang asmen Technical, materi yang diberikan tidak dikhususkan pada suatu hal, namun lebih kepada sharing mengenai banyak sekali permasalahan, persoalan, dinamika kehidupan dan juga mengenai pilihan-pilihan di kehidupan, termasuk harapan dan cita-cita yang ingin digapai di masa depan.

Yang terakhir dibilang adalah yang ingin ditulis pada kali ini, mengenai harapan menggapai cita-cita. Sebelumnya trainer (Pak Cecep) bertanya pada kami ber 9, tentang harapan dan target kami saat menggapai kesuksesan seperti apa, bisa dibilang juga sama dengan mimpi. Dan karena aku mendapat giliran pertama menjawab, aku tidak bisa menjawab terlalu muluk biar heboh, aku hanya menjawab apa yang selama ini menjadi bayanganku tentang apa yang ingin ku gapai dalam hidupku, yaitu menjadi seorang Manajer, dan memiliki suatu usaha keluarga. Sedang teman-teman yang lain ada yang ingin menjadi direktur, orang paling kaya di suatu daerah dan masih banyak lagi, namun lebih spesifik dan lebih mentereng dibanding yang ku sebut.
Setelah menanyakan impian kami semua, lalu trainer bertanya kembali, apa yang dimiliki seseorang yang seperti kami bayangkan tersebut, dan muncullah banyak jawabannya, mulai softskill, link, pengetahuan dan masih banyak lagi kemampuan yang mereka miliki.
Lalu kami kembali ditanya, jika yang mereka miliki ada pada angka 10, apa yang kami miliki pada saat ini ada pada angka berapa? Jika ada jarak antara yang kami miliki dan yang seharusnya ada pada kami, maka usaha kami adalah memperkecil jarak tersebut. Kata yang sederhana namun jelas sangat sulit dalam pembuktiannya nanti. Karena tentu akan lebih banyak orang yang berkata besar dibanding berbuat lebih.

Memulai Usaha
Lalu bahasan kemudian adalah mengenai membuka usaha, trainer bercerita mengenai omset bulanan yang dimiliki orang-orang yang bekerja tanpa status mentereng sebagai pegawai swasta ataupun pegawai negeri, seperti pemilik warteg, penjual mie instan, dan sebagainya yang ternyata memiliki pemasukan jauh lebih besar dibanding gaji pegawai seperti kami ini.
Lalu tips sederhana untuk kami yang berkeinginan memulai usaha, yaitu memanage rasa MALU yang ada pada diri kami. Yah, bisa dibilang adalah perlu dihilangkan rasa malu.
Aku menjadi teringat masa kecilku, ketika ibuku memintaku menjual makanan buatan ibuku untuk dijual kepada tetangga, aku memang mau melakukannya, namun bisa dibilang itupun juga dengan setengah hati. Karna apa? Karna rasa malu dan ego yang besar pada diriku, pada saat itu, dan juga masih banyak terdapat pada diriku saat ini. Padahal aku ingat saat itu penjualanku cukup berhasil.
Lalu contoh lain saat aku salah mendengar bahwa aku diminta untuk meneduhkan sepeda, entah bagaimana aku malah mendengar untuk memetik jambu-jambu bangkok yang ada di halaman rumahku. Dan jadilah hampir satu baskom jambu yang aku petik sehingga ibuku marah dan menyuruhku untuk menjual jambu-jambu itu kepada temanku di sekolah, Dan penjualan itupun berjalan sukses, namun masih saja aku melakukannya dengan keterpaksaan.
Padahal bisa jadi sebenarnya pada saat itu aku memiliki bakat usaha, khususnya dalam berniaga, yang bila diasah akan sangat bermanfaat untukku pada saat ini. Namun karena egoku yang ku asah setiap waktunya yang jadi malah ketika muncul niatan untuk memiliki usaha sendiri aku malah bingung apa yang harusnya ku lakukan.
Delete "Malu" sesederhana kata, namun jelas tidak akan pernah mudah. Tapi jika kita memang mau berhasil, ini adalah salah satu aspek yang penting. Tentunya selain strategi dan modal serta aspek-aspek lain yang tak kalah penting yang harus kita miliki.
Jadi berniat  memiliki usaha sendiri? Manage dengan baik rasa malu kita.
Semoga kita termasuk orang-orang yang kan berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar